Dini Fauziyah Fathulaila
Padamu yang menetap di perut semesta. Kepada seorang manusia beraga dewa yang dirundung dera tawa. Tanpa terbesit tangis di sudut netra. Akan ku ceritakan tentang keteguhan. Tentang aku yang memilih menetap, di ujung penantian dengan segudang pengharapan. Juga tentang kamu yang masih berselimut ketidak pedulian yang bersembunyi dibalik kedustaan. Berhenti jadi diam dan bungkam. Tatkala binar gemintang sepasang indra telah kau percaya untuk sebuah ungkapan. Tidakkah kau lebih jahat dengan tidak memutuskan Lantas membiarkan kita meneduh dibawah ketidakpastian