Lisaa Sri
Ada kalahnya mendung ingin terlihat gagah Membugungkan dada Tanpa ada satu titik hujan pun yang menetes dari matanya, Ada kalahnya mendung hanya inginkan angin menyisahkan sebuah senyum, Lantas menyapu goresan kelam yang masih tertinggal, Ada kalahnya mendung inginkan payung memeluknya bukan hanya sekedar melihatnya, Kemudian berlalu pergi memeluk hujan, Ada kalahnya mendung juga iri dengan pelangi Yang selalu datang dengan keceriaan, Memberi kehangatan selepas hujan reda, Membungkam tangis yang hendak pecahkan pagi Bahkan kalahnya mendung tak inginkan hujan Kalahnya sesuatu yang gelap ingin menjadi terang, Memberikan cahayanya walau hanya secerah, Walau hanya sebesar garis yang memenuhi telapak tanganmu, Gelap juga ingin punya arti Walau tak mampu kalahkan terang.