“Bu nadia, kamu lihat kelas yang ramai seperti pasar itu?” Kata Kepala sekolah sambil menunjukkan guru baru ini ketempat beliau akan mengajar.
“Iya bu saya melihatnya” kata wanita itu sambil memperhatikan kondisi kelas yang sangat kumuh, sampah berserahkan dimana-mana, dinding kelas dipenuhi coretan begitu pula dengan bangkunya, posisi tempat duduk yang tak beraturan, taman dihiasi dengan tumbuhan yang menundukkan badannya sebab tak ada satu pun penghuni ruangan itu yang memperdulikannya. Dia sangat prihatin dengan kondisi mereka.
* dan itu adalah anak didik kamu, mereka merupakan anak-anak yang berkebutuhan khusus dari setiap kelas yang kami jadikan satu sebab mengganggu teman yang lain. pihak sekolah sudah capek mencari wali kelas yang bisa mengubah meraka menjadi pribadi yang lebih baik karna kami telah mengganti wali kelas sampai 10 kali” kata bu Aini
Dengan sedikit terkejut dan takut jika dia tak mampu mengubah perilaku penghuni kelas istimewa seperti yang diharapkan kepala sekolah
* selamat pagi anak-anak ku sayang…………..” teriakan itu membuat kegaduhan dan suara berisik seperti di pasar berubah menjadi ruangan tak berpchuni.
sekarang kalian tulis tentang cita-cita kalian, kalian dapat menulisnya dalam bentuk apapun” ucap bu nadia setelah beliau memperkenalkan dirinya
“Dan kalian bisa memulai jika music ini saya putar dan kalian harus berhenti jika music ini berhenti, nanti hasil tulisan kalian dibacakan didepan ya” lanjut ucapan bu nadia sambil berjalan kesela-sela bangku anak didiknya yang posisinya tak beraturan dan penuh coretan pena menghiasi bangku tersebut.
** bolehkah saya menulis puisi bu..” tanya ku dengan semangat.
* boleh sayang.. nama kamu siapa cantik?” tanya bu nadia dengan memalingkan wajah ramahnya kepadaku.
** saya dina bu..” jawab ku dengan rasa bangga karena beliau memerhatikan dan mengetahui nama ku, aku merasa ada yang beda dengan kehadiran beliau. Di hari pertama saja beliau mampu mengendalikan
** memang dulu mereka seperti itu tapi saya yakin mereka sudah berubah” ucap bu nadia.
Ejekan terus didengar dan telinganya tapi bu nadia yakin bahwa anak-anaknya akan menjadi pemenang.
Pada pengumuman lomba kali ini semua warga sekolah terutama bu Aini begitu heran atas kemenangan yang salah satu mereka. Kelas pemenang ini sungguh indah didalamnya terdapat semua barang kelas dari bahan bekas seperti taplak meja guru dari kemasan sabun, vas bunga dari botol, tirai dari sedotan dan taman yang dihiasi warna-warni bunga yang bermekaran dan masih banyak lagi kejutan sampah dalam kelas itu.
“dalam pidato kai ini saya sangat tidak menyangka bahwa saya berbicara disini menjadi perwakilan pemenang lomba cerdas cermat, mungkin kalin juga heran mengapa anak-anak kelas istimewah menjadi juara dalam acra kali ini. Saya sangat terima kasih kepada bu nadia karena telah mnegubah kelas kumuh kami surga sampah, dan surga itu dapat mendorong kita untuk terus belajar dan menciptakan kenyamanan bagi kami. Dan kami juga berterima kasih terhadap semua guru dan teman teman yang telah menyebut kami kelas istimewa, benar dengan perkataan kalian di tangan bu nadia kelas kami menjadi kelas istimewa dan kelas sampah surga yang didalamnya terdapat sampah yang kami sulap menjadi barang berguna dan penghuni kelas itu sekarang menjadi penghuni yang pintar.” Ucap ilda dalam pidato kejuaraan pertamanya.
Mulai saat itu kelas istimewah tak lagi dihina, diejek disbanding-bandingkan karena mereka telah berhasil mengubah diri mereka menjadi orang yang bermanfaat. Bu nadia sanagt senang atas torehan prestasi ankanya dan bu nadia juga senang karena semua guru-guru yang mengajar betah untuk mengajar mereka lagi, itu semua karena kelas mereka sekarang indah dan nyaman. Jadi, proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan akhirnya mereka menjadi kelas berprestasi.
mengejek dan menghina kalian, ibu ingin membuktikan bahwa kalian merupakan anak-anak yang
hebat kata bu nadia dengan meneteskan air mata.
kami tak akin bisa mengalahkan kelas lain bu.. terutama kelas doni bu.” Kata wildan
“jika kalian mau mengikuti acara ini. Ibu akan jadi orang pertama yang mendukung dan membantu
kalian agar kalian bisa membuktikan bahwa kalian anak-anak yang pintar dan suka menjaga
lingkungan” kata bu nadia untuk memberi motivasi anak didiknya agar mau ikut dan akhimya mereka mau mengikuti acara itu meskipun dibenak mereka masih kurang percaya kalau mereka dapat mendai yang terbaik.
Pada hari minggu murid kelas istimewah dan bu nadia berkumpul disekolah dengan membawa barang yang diperintahkan bu nadia kepada mereka.
** langsung saja ibu akan membacakan rencana renovasi kelas kita dari pembagian tugas” kata bu nadia
“kenapa harus dibagi bu tugasnya?” tanya wildan
*supaya kalian semua ini kerja nak, tak ada seorang pun yang menganggur” jelas bu nadia.
Beberapa jam kemudian mereka selesai mengerjakan rencana mereka yang pertama yaitu mengecat kelas dan memperbarui cat bangku mereka. Dan akhimya mereka pulang.
Dihari-hari berikutnya mereka mengerjakan rencana-rencana bu nadia dengan baik. Akhirnya selesailah renovasi kelas tersebut. Walaupun sempat ada kegaduan yang dilakukan wildan dan doni.
– kelas miskin yang tak punya uang untuk membeli peralatan yang dibutuhkan kelas sehingga harus mengumpulkan sampah untuk renovasi kelas, bukannya sampah itu dapat membuat kelas makin kumuh** lontaran kata doni yang menghina kelas istimewah dan menyebabkan wildan ingin bertengkar dengannya. Namun pertengkaran itu tidak terjadi karna ada bu nadia yang melerainya.
Hari semaikn dekat dengan hari bumi, semua siswa menyiapkan dengan sebaik-baiknya.
+ siapa yang mewakili lomba cerdas cermat di kelas ibu..?” tanya bu Aini
– wildan, dina dan dimas bu..” kata bu nadia dengan bangga dan yakin mereka anak yang pintar.
ngak salah tih bu.. mereka semua kan terkenal dengan kenakalan dan kebodohannnya” ujar salah satu guru untuk mengejek mereka
“Waaah… bel pulang sudah selesai, sekarang kalian harus mecari sampah dikolong meja kalian dan menata tempat duduk kalian sebagai tiket kalian biasa pulang “pinta bu nadia untuk sedikit merubah kebiasaanya yang hidup jorok.
Mereka menuruti kemauan bu nadia, mereka keluar kelas dengan membawa sampah dan bu nadia berada didepan pintu untuk melihat apakah mereka benar-benar membawa dan membuang sampah pada tempatnya. Mereka juga keluar kelas dengan teratur melewati pintu depan dan mencium tangan sosok wanita yang mampu memberi warna di hari mereaka. Biasanya jika pulang kami ada yang lewat jendela, ada yang nyerobot dan mendesak teman yang lain.
Semua wali kelas memasuki ruang rapat untuk rapat membahas lomba peringatan hari bumi. “dalam memperingati hari bumi kami mengadakan berbagai lomba antara lain lomba kebersihan kelas, lomba cerdas cermat, lomba kerajinan tangan dari bahan bekas” ucap pak Rahman selaku ketua panitia peringatan hari bumi. Kemudian beliau membagikan beberapa lembar kertas yang berisi tentang lomba yang diadakan dan segala ketentuannya.
” baik, bapak – ibu wali kelas kan sudah memdapatkan lembaran itu, jangan lupa disampaikan keanak anak supaya mereka ada persiapan” lanjut pak Rahman.
Setelah rapat usai guru-guru segera kekelas masing-masing untuk menyampaikan berita gembira ini kepada murid-muridnya. Bu nadia juga langsung menuju kelas istimewah.
“anak-anak ini ibu ada berita baik buat kalian ” ucap bu nadia dengan harapan mereka mau mengikuti lomba ini, karna pada tahun-tahun sebelumnya mereka tak mengikuti lomba ini, mereka dipandang sebelah mata oleh wali kelasnya, wali kelas mereka dulu berfikir bahwa kelas istimewah ini tak akan mendapatkan juara dalam lomba yang diadakan bahkan beliau berfikir dengan mereka ikut lomba maka akan membuat malu kelas dan wali kelasnya, karena beliau menganggap penghuni kelas ini adalah anak yang nakal, yang bodoh dan anak-anak yang tak bisa menjaga kebersihan kelas.
** pasti lomba dalam acara pemeringatan hari bumi ” kata dimas, dia adalah teman wildan yang suka membantunya untuk memenangkan adu ototnya dengan doni.
* benar sekali, kalian harus berpartisipasi dalam acara ini, ibu ingin kalian dipandang baik oleh semua warga sekolah, ibu sangat sedih jika ada orang yang membanding-bandingkan kalian, orang yang
teman-teman ku yang biasanya tak menghiraukan sama sekali guru yang mengajar. Bankan den pema membuat salah satu guru membasahi pipinya kama ulah kami, dan dan perna juga menguasai karna dia sangat kasr dan bisanya marah-marah saja kepadaku dan teman-teman.
** kalau membuat pantun boleh nggak bu..?” tanya raja gaduh di kelas ku, namanya wildan. Dia adalan siswa yang selalu berangkat terlambat dan setiap hari beradu otot dengan doni anak kelas lain.
** boleh.. wildan, sekarang kalian mulai menulisnya ya..” pintanya sambil memutarkan lagu “jadilah legenda”
Penghuni kelas mulai menorehkan pikirannya pada secarik kertas dihadapannya dengan menggunakan pena ditangan kanan mereka. Sambil menunggu anak didiknya menyelesaikan karyanya, bu Nadia menempatkan sesuatu yang berserakan itu pada tempatnya. Setelah beberapa menit berlalu music berhenti dan itu tanda bahwa karya mereka harus selesai dan saatnya untuk dibacakan didepan.
“oke..anak-anak musiknya sudah berhenti sekarang waktunya kalian membacakan karya kalian kedepan. Sekarang ibu mulai dengan absen pertama ya..” ucap bu nadia sambil berjalan menuju tempat duduknya dan meraih buku absen untuk memanggil anak didiknya.
Setelah dua jam berlalu akhirnya pembacaan karya selesai. Selama pembacaan karya berlangsung semua penghuni mendengarkan setiap karya yang dibacakan teman mereka. Baru kali ini mereka merasukan nikmatnya mengenyam pendidikan. Biasannya setiap guru yang mengajar di kelas mereke selalu membandingkan dengan kelas doni yaitu kelas Kekas IPA A yang terkenal dengan kebersihan kelas dan kepintaran penghuninnya, hal tersebut kebalikan dengan kelas Bu nadia
# semua cita-cita kalian sangat bagus dan mulia anak-anakku, ibu yakin kalian dapat mengubah dunia ini dengan cita-cita kalian, kalian harus berusaha ya..” ucap bu nadia sambil mendo’akan kebaikan untuk anak didiknya
* apakah kami bisa menggapai cita-cita kami bu..?” tanya wildan
tentu kalian bisa nak.. jika kalian mau berusaha untuk berubah
jawab bu nadia.
jika kalian ingin meraih cita-cita kalian, mka kaian harus belajar mulai sekarang. Tapi sebelum itu ada sesuatu yang harus kalian lakukan.” lanjut bu nadia
Kriiiiiiiing…kriiiiing…..kriitiling
bel pulang sekolah mulai berdering membuat perbincangan ibu
dan anak ini harus dihentikan