Maulidatul Muauwanah
Sunyi tanpa goresan kaki Gelap mencekam Kayu putih kini bersih Debu halus menghujani Bangku mulai keropos Ditinggalkan begitu saja Api malaikat tak terlihat Genta tak berdendang Bola tetap di tempat Suara ayam tak membangunkan Baju kebangsaan tak digunakan Roda dua kini menyusut Merah dan hitam setara Kotak selalu ditatap Suara bidadari keluar Semuanya tak bisa dipegang Hanya hayalan semata Air tak lagi membasahi Cukup memerciki sinar putih Atas api bawah air Kapan ini selesai? Aku ingin menggenggam segalanya