Oleh Muhammad Bahrul Ilmi
Di malam sunyi Terasa hembusan angin dingin Cepat atau lambat waktu mulai berlalu Tiada daya Sadar diri dengan jiwa yang meronta-ronta Punggung bungkuk tanda lelah Sebuah cermin tak kunjung jatuh Tinta terbuang pun mulai mengering Walau bukti tertutup oleh bayang-bayang Batu diampun akan tersenyum Hingga harapan tak didapati wujudnya Diriku mulai bertanya-tanya, dimanakah engkau wahai mentari? Di sisi lain Cermin telah lupa akan dirinya Tinggalah sebatang lilin kecil Dimana api tiada gunanya Ucapan terima kasih tidaklah cukup untuknya Berita yang kau beri masih tersimpan hingga sekarang