Resensator: Dzikrulloh Akbar, Ivan Pranata, M. Akbar Bintang Pamungkas dan M. Iqbal Alfiansyah (Kelas XII Bahasa – Kelompok 2)
Identitas Buku :
- Judul Novel : Laut Bercerita
- Penulis : Leila S. Chudori
- Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
- Tahun terbit : 2017
- Jumlah halaman : 380
- ISBN : 978-602-424-694-57
- Genre : Fiksi Sejarah
- Harga buku : Rp100.000,00
Sinopsis. Laut Bercerita merupakan novel yang menceritakan terkait perilaku kekejaman, kebengisan, dan penganiayaan yang dirasakan oleh kelompok aktivis mahasiswa UGM yang ingin merubah negeri ini menjadi lebih baik pada tahun 90-an. Tidak hanya itu, novel ini juga merenungkan kembali akan hilangnya 13 aktivis yang bahkan sampai saat ini belum juga ada petunjuk baru. Cerita dalam novel ini terbagi menjadi dua bagian dengan jarak waktu yang jauh berbeda. Bagian pertama diceritakan melalui sudut pandang tokoh bernama Biru Laut beserta kawan-kawan aktivisnya seraya menyelesaikan visi mereka. Bagian kedua kisahnya diambil dari sudut pandang adik Biru Laut yaitu Asmara Jati. Di bagian kedua ini mewakili perasaan keluarga korban penghilangan paksa, bagaimana usaha mereka mencari keluarga mereka yang tak ujung kembali, berusaha mencari secercah harapan tentang keluarga mereka yang entah kini nasibnya apakah masih hidup atau mati. Pun jika sudah mati, dimana mereka bisa melihat kuburan anggota keluarganya. Juga pada bagian kedua ini menceritakan perasaan para korban yang berhasil selamat walaupun dengan kondisi yang mengenaskan dan juga trauma yang mendalam. Walaupun novel ini bercerita tentang perjuangan, namun penulis menyisipkan kisah-kisah romantis antara Laut dan Anjani, serta Asmara dan Alex.
Kepengarangan. Leila Salikha Chudori, lahir di Jakarta 12 Desember 1962 dan menempuh pendidikan di Trent University, Canada.Karya awal Leila dipublikasi di berbagai media mulai dia berusia 12 tahun. Tahun 1989, Leila melahirkan kumpulan cerpen Malam Terakhir yang diterjemahkan dalam bahasa Jerman Die Letzte Nacht (Horlemman Verlag). Kumpulan cerpen 9 dari Nadira diterbitkan di 2009 oleh KPG dan mendapatkan Penghargaan Sastra dari Badan Bahasa. Tahun 2012 Leila menghasilkan novel Pulang yang kini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Perancis, Belanda, Jerman, dan Italia. Novel ini memenangkan Prosa Terbaik Khatulistiwa Literary Award 2013 dan dinyatakan sebagai satu dari “75 Notable Translations of 2016” oleh World Literature Today. Leila juga penggagas dan penulis skenario drama televisi Drama TV berjudul Dunia Tanpa Koma dan penulis skenario film pendek Drupadi (keduanya diproduksi Sinemart). Begitu pula dengan novel Laut Bercerita (2017) yang mengantarkan Leila memenangkan penghargaan S.E.A. Write Award, penghargaan bagi penulis dan penyair di Asia Tenggara. Novel ini pun telah tersedia dalam bahasa inggris. Leila selaku penulis novel ini merasa terinspirasi atas kejadian penculikan dan kasus penghilangan paksa pada tahun 1998 lalu. Bahkan sebelum menulis novel ini, Leila telah melakukan riset wawancara dengan salah satu aktivis yang pernah diculik pada tahun 1998.
Keunggulan. Novel ini bersifat edukatif. Hal itu dibuktikan didalamnya memuat pengetahuan sejarah Orde Baru, sejarah pergerakan dalam menegakkan keadilan sosial. Dan novel ini juga mengajarkan agar seorang manusia dapat memanusiakan manusia lain dari segala aspek. Novel ini mampu membuka wawasan kita terhadap dunia kesusastraan, seperti adanya puisi-puisi karya Pramoedya Ananta Toer, Rendra, dan masih banyak lagi.
Kelemahan. Banyak pemborosan kata,beberapa kata ada yang salah ketik, dan penggunaan bahasa jawa yang tidak disertai artinya yang bisa membuat pembaca bingung dan kurang mengerti apa yang sedang dibicarakan para tokoh. Alur yang digunakan adalah alur campuran (maju mundur), apabila pembaca belum terbiasa dengan alur ini akan cenderung bingung saat membacanya.
Nilai Buku. Meski kisah yang dituangkan dalam novel ini menjadi fiksi sejarah, tetapi perjuangan nyata yang dilakukan oleh Laut dan kawan-kawannya adalah aksi nyata yang terjadi pada Orde Baru 1998. Tentunya ada langkah panjang dari para pejuang bangsa ini yang harus mereka tempuh. Hal itu tidak serta merta dilalui dengan mudah, tentu ada berbagai kesulitan yang mereka perjuangkan demi bangsa ini serta dipertunjukkan di masa sekarang. Novel Laut Bercerita sangat direkomendasikan untuk dibaca. Kisah yang dialami oleh tokoh Laut dan rekan-rekannya yang hilang di era Orde Baru pun tidak akan habis termakan waktu. Sebab memang itulah hal nyata yang terjadi di negeri ini, bahkan hilangnya beberapa aktivis di masa 1998 tidak ada titik temu hingga saat ini. Novel fiksi terkait sejarah Indonesia ini, secara tidak langsung menyadarkan kita agar jangan sekali-sekali melupakan sejarah kelam di negeri ini. Dengan sistem demokrasi, seharusnya pemerintah siap menerima hak kritik dari para rakyatnya dengan segala kebijakan yang dibangun. Apabila tidak, tentu banyak terselip berbagai rahasia dan teka-teki, seperti kejadian di era 1998 yang masih menjadi sebuah tanda tanya besar.