“Menjelajah Alam Nusantara”

Pertanyaannya adalah bagaimana. Bagaimana merubah dunia ini menjadi dunia yang bersinar? Seperti dulu. Bagaiman manusia hidup tanpa konflik? Atau bagaimana anak-anak dapat tidur nyenyak tanpa bom? Sederhana tapi sulit dilakukan. Sulit meredam sesuatu yang sudah terjadi karena susu yang tumpah tak bisa diminum lagi. 

Jangan kira susu yang tumpah tak berguna. Nyatanya ada makhluk hidup yang meminumnya. Sudah berapa banyak pohon yang ditebang? Kita masih bisa membenarkannya. Itulah yang ada direnungku. Tuhan tahu hambanya kuat. Sebesar apapun cobaan kita mampu tapi bagaimana? 

Aku berlari dari kelasku,dan menjumpai sahabatku yang sedang bercanda di taman sekolah. Namaku Nesha biasa dipanggil Shasa,siswi kelas XII SMAN Nusantara. Aku mempunyai tiga sahabat. Dua laki-laki yaitu Nathan dan Eron, serta satu perempuan yaitu Tania. Kami selalu bermain bersama kemana-mana selalu bersama. Kebersamaan dan kekeluargaan kami sangat crat. Kami memiliki kebahagian yang sama yaitu ” Pecinta Alam”Kami selalu ingin tahu tentang alam bebas yang begitu luas dan indah. Ditahun ini ada kesempatan untuk kami menjelajah alam,karena sekolah mengadakan acara “Menjelajah Nusantara” yang dilakukan tiap tahun untuk refresing siswa kelas XII sebelum ujian yang sangat banyak dan padat. 

“Eh,udah pada lihat mading belom? Bentar lagi ada acara tahunan,artinya kita bisa menjelajah alam bebas” Sapaku pada teman-teman 

“Eh iya, kita harus ikut ni! Jarang-jarang kita ada kesempatan menjelajah alam kan? Acaranya juga ada mendaki bukit,pastinya seru tuh..” Ucap Tania. 

“Loe ikut kan Sha?” Tanya Nathan penuh semangat 

“Yee Shasa aja ni yang ditanya ” Seru Eron, 

“Kita semua harus ikut donk. Setuju!!” 

“Setuju!!!” jawab semua dengan semangat, 

Tak terasa hari dimana “Menjelajah Nusantara telah tiba. Semua siswa kelas XII sudah berkumpul di lapangan parkir SMAN Nusantara, yang kini hampir penuh karena diisi oleh enam buah bus yang akan mengangkut siswa dari masing-masing kelas menuju lokasi. Tak lupa mobil pribadi untuk para pembina. 

Lokasi yang dipilih untuk menjalani acara rutinan adalah tempat wisata. Tempat wisata yang bertemakan alam, karena selain memiliki track yang tidak terlalu sulit, tempat itu juga tempat yang luas yang dapat digunakan untuk mengadakan kemah. Tempat itu didominasi oleh adanya hutan pinus yang indah. 

Sesampai ditujuan, kami berkumpul untuk mendengarkan pengarahan dari pembina dan mendirikan tenda 

**Anak-anak, ayo semuanya berkumpul disini sesuai kelas masing-masing.” Perintah salah satu pembina 

“Sebelum kita mulai pasang tenda bapak akan bagi kelompok dulu.” Dan ya,aku, Tania, Nathan,dan Eron satu kelompok. Ditambah Aldi dan Chika karena satu kelompok terdiri enam orang. 

Dipagi hari acara “Menjelajah Nusantara dimulai. Tentu pembina memberikan peta untuk rute kepada masing-masing kelompok untuk kembali sampai tujuan dan masing-masing kelompok memiliki rute yang berbeda. Kami pun berangkat dengan ceria dan bahagia Kelompokku dipimpin oleh Nathan, karena dia yang paling tegas menurut kami sekelompok. Nathan berada dibarian paling depan untuk memimpin. 

“Teman-teman, kita sekarang ada di alam bebas jadi jaga sikap dan perkataan kalian” Perintah juga saranku pada teman-teman. 

Menjelajah alam nusantara ternyata bukan hal yang mudah dilakukan, bahkan seorang pecinta alam pun. Dengan peta pun kami kesulitan menentukan arah mana yang diambil mengingat tempat kami saat ini adalah sebuah hutan. Dimana jalannya abstrak tak terarah. Tiba-tiba terdengar 

suara teriakan. 

**Shasa…tolongin aku!”teriak Tania seketika aku dan yang lain membalikkan badan dan 

mencari asal suara itu. 

“Tnia kamu dimana?” teriakku yang sedang mencari Tania. 

“Aku disini di bawah pohon. Tolongin aku mau masuk jurang!” Ucap Tania dengan 

menangis. 

“Ya Allah Tania tunggu-tunggu!” jawabku dengan panik. Aku dan yang lain mencari cara untuk menolong Tania. Aku mengambil sebuah tambang dari dalam tasku dan memberikan pada Nathan, Nathan mengulurkan tambangnya pada Tania dan tangan Tania memegang erat tambang itu. Kami semua pun menarik tambang itu. Akhirnya Tania terselamatkan. 

“Alhamdulillah… Syukur kami bersama. 

“Loe gak kenapa-kenapa kan Tan?” Tanya Eron pada Tania 

*Ya,aku lebih baik. “Jawab Tania 

“Lagian loe kok bisa jatuh gitu sih Tan?” Tanya Chika penasaran. 

“Jadi gini, tadi tuh ada bunga bagus gitu aku pengen ngambil tuh bunga Eh tiba-tiba aja aku terpeleset.” Jawab tania menjelaskan semua. 

“Oh pantesan, Tania lain kali jangan metik bunga sembarangan. Ini kan alam bebas kita harus bisa jaga sikap. Untung saja loe gak kenapa-kenapa. “Tegurku pada Tania, 

“Ya,maaf-maaf Shasa. Aku lupa saran kam tadi.” Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanana,dan udara semakin dingin. Suara pun terdengar jelas di hutan. 

**Hei Sha,denger gak suara merong-rong ini seperti suara mesin “Seru Nathan, 

“Eh iya,suaranya juga makin keras. Ayo kita cari asal suara itu.” Ucapku penuh penasaran 

Kami pun mencari asal suara itu dan ternyata benar itu adalah suara mesin penebang pohon yang merong-rong. Satu persatu pohon mulai tumbang. Kami pun memberanikan diri menghampiri suara itu. Disana ada gerombolan orang yang sedang menebang pohon 

“*Hei kalian,hentikan perbuatan kalian itu!” Teriakku pada gerrombolan penebang pohon itu. Tetapi para penebang pohon itu tidak menggubris sedikitpun perkataan kami. Dan kami mencoba menghentikan penebangan dengan berdiri didekat gergaji mesin itu. 

“Apa yang kalian lakukan anak-anak kecil’apa kalian mau cari mati.” Ucap salah seorang penebang pohon itu 

“Aku tidak akan membiarkan kalian terus menebangi pohon di hutan ini. Apakah kalian tida mengetahui banyak sekali makhluk hidup yang bergantung pada alam?Apakah kau juga tidak mengetahui akibat jika semua pohhon disini habis kau tebangi?” Ucapku, 

“Dulu musuh binatang-binatang itu adalah pemburu kini berubah menjadi penebang pohon seperti kalian. Apa kalian tidak kasian pada hewan-hewan itu, mereka tidak bisa hidup tenang tanpa adanya gangguan.” Tambah Nathan, 

“Kalian semua tidak punya hati.” Ucap Chika dengan kesal. 

Para penebang pohon mulai terganggu dengan kehadiran anak-anak itu, bahkan para penebang pohon membawa paksa mereka untuk menjauhi lokasi tersebut. Dengan terpaksa pula kami meninggalkan lokasi penebangan pohon dan cepat kembali ke bascame(perkemahan). 

Sesampai di lokasi perkemahan kami melaporkan kejadian yang kami lihat tadi kepada pihak yang berwenang agar perbuatan para penebang pohon dihentikan. Setidaknya inilah usaha kami untuk menyalamatkan alam. Dan pihak Pembina ikut berantusiasi untuk melaporkan para penebang pohon pada warga setempat dan polisi hutan atau pada pihak keamanan. Akhirnya gerombolan penebang pohon telah ditangkap karena tindakannnya menyalahi hokum dan merusak alam. 

Usaha kami untuk menyelamatkan alam tidak sampai disini saja, karena kami ingin menggantikan pohon-pohon yang tumbang dengan bibit pohon yang baru. Dengan persetujuan Pembina dan siswa lainnya kami semua mengadakan acara menanam 1000 pohon. 

“Anak-anak, kita semua sebagai generasi mudah harus bias menjaga melestarikan dan menyelamatkan alam. Menjadi contoh yang baik untuk generasi yang akan datang. Selagi kita sekarang masih berada di alam nusantara marilah kita wujudkan kecintaan kita pada alam dengan menanam 1000 pohon. Jika mereka para penebang pohon menumbangkan satu pohon maka kita akan menanam 10 pohon “Ucap salah seorang Pembina. 

“Kita semua harus berterima kasih juga mencontoh atas perbuatan baik Shasa, Nathan, serta teman sekelompoknya yang telah membuktikan kecintaannya pada alam nusantara. Marilah kita mengikuti perbuatan mereka dengan menanam 1000 pohon !” Seru Pembina lain yang kemudian diikuti suara tepuk tangan dan sorakan keras dari siswa-siswi SMAN Nusantara. Acara pun berjalan dengan lancar. 

Semakin kesini semakin banyak yang cinta dan peduli pada alam. Menanam pohon,merawatnya, dan melestarikannya. Semua ini karena perbuatan kami sekelompok yang menunjukkan bahwa kami semua adalah “Pecinta Alam”. Banyak tangan yang membantu. Semakin makmur hidup nanti dan membawa ketenangan. Jadi jagalah alam nusantara ini selagi kita mampul. 

PROFIL DATA

Nama :

Nurul Nofi Aini 

Tempat , Tanggal Lahir 

14 November 2000 

Hobi :

Membaca dan Traveling 

Cita-cita :

Guru 

Motto :

Try to Reach Your Dream, Even if Other Underestimate 

Kelas :

MIPA Program 4 Semester 

BIOGRAFI

Mulanya saya kurang suka membaca, namun teman teman sering meminjamkan dan menyarankan saya untuk membaca berbagai judul novel. Akhirnya menjadi hobi. Karena hobi baru saya ini, saya mulai mencoba untuk menulis. Karena menurut saya, membaca dan menulis sudah menjadi ‘sepaket’ penting. Namun ternyata tidaklah mudah Butuh pemikiran dan ide ide yang cukup banyak untuk menyusun kata kata menjadi kalimat kalimat yang runtut dan indah. Namun dengan usaha yang cukup, saya merasa mampu, sekalipun nanti hasilnya tidaklah maksimal. 

Selain membaca, hobi saya yang lain adalah traveling. Dan yang paling menyenangkan adalah traveling dengan teman teman. Karena dengan traveling-lah banyak pengalaman dari pengalaman – pengalaman saya yang saya ubah menjadi tulisan. Sehingga dapat melatih kemampuan menulis saya. 

Pesan yang saya dapatkan dari pengalaman menulis ini dan yang saya ingin bagikan adalah, 

“We Have to Be Dare to try” 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *