Dwi Sukma
Ke sana kemari, tak tentu arah Tak beraturan bak cahaya yang menyebar Ketika lengkungan bulan sabit terbit di bibirmu, aku pun merasa demikian Ketika bening kristal meluncur dari netra indahmu, aku pun merasa demikian Senyum selalu merekah kala anganku berkelana tentangmu Hatiku tak karuan kala kuingat senyum indahmu Pemuda jangkung yang selalu ku pandang tiap harinya Kuharap, kita akan bertemu esok hari Bertukar cerita dalam sebuah masa