Suatu hari yang cerah.indah.nan permai, dimana rerumputan hijau bergelora pepohonan bermain dengan angin yang menari ke sana kemari diatas ilalang dengan sangat lihai dan lembut. Namun, suara itu tak terdengar kembali, menghilang tanpa jejak, menimbulkan keresahan. Ketenangan telah tergantikan oleh suara yang memilukan. Ketenangan terusik dengan suara desingan mesin dan gemuruhi pepohonan yang mulai tumbang sili berganti dan percikan air yang menctes.
Tak jauh dari tempat tersebut, tinggal lah sebuah desa terpencil di pinggir hutan.dengan keadaan subur nan makmur. Di tengah desa itu tinggallah pemuda tampan nan gagah.la sangat dekat dengan alam sekitarnya dan ia suka merawat serta menjaga alam di sekitarnya. Lalu pemuda itu pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Namun di tengah perjalanan, pemuda itu melihat sekelompok penebang kayu yang tengah menebang kayu secara liar tanpa mempedulikan alam tersebut. Mendengar desingan mesin warga yang tengah tidur siang, lantas terbangun karena suara yang memekikkan telinga itu. Dengan tergopoh-gopoh warga berbondong-bondong untuk melihat suara itu. Ketika sampai warga terlihat sangat kaget, namun warga tidak berani untuk berbuat macam-macam akibat ancaman kelompok penebang kayu tersebut. Melihat itu pemuda membernikan diri untuk mengajak warga dan memotivasi agar jangan takut ancaman kelompok penebang kayu itu. Dengan gigihnya pemuda itu, akhirnya warga berani untuk menentang kegiatan tersebut.
“Hentikan penebangan liar tersebut”. teriak warga dari kejauhan dan secara bersamaan.
“Apakah kalian tidak tahu akibat dari penebangan liar yang kalian lakukan”, sambung
pemuda.
Namun para penebang kayu tidak sedikit pun menghiraukan perkataan warga serta pemuda tersebut. Setelah berusaha sekuat tenaga, warga dan pemuda itu berhasil mendekat ke sekelompok penebang kayu itu dan mencoba melawan sekelompok penebang kayu. Mereka pun berhasil menghentikan penebangan kayu tersebut dan sekelompok penebang kaya berlari dengan tergopoh-gopoh serta membawa peralatannya. Pemuda dan warga Saat bersyukur, karena bisa menggagalkan rencana penebangan kayu tersebut.
Pohon yang ditebangi merupakan hutan yang asri, namun semenjak adanya perusahaan furniture yang berada di dekat desa akhirnya terciptalah kelompok penebangan layu untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan kayu yang mereka tebangi. Mereka tidak akan membiarkan penebangan kayu berlanjut, karena mereka tahu bahwa di di dalam hutan itu banyak sekali makhluk hidup yang bergantung dari hutan tersebut. Banyak kayu yang habis akibat sempat terjadi penebangan liar. Dan pemuda itu mengusulkan untuk menemui kepala desa dan mengadukan yang menimpa hutan tersebut.
Namun bukannya membantu, malah kepala desa menyarankan untuk tidak usah ikut campur. Namun pemuda itu menentang saran dari kepala desa. Akhirnya kepala desa mengusir warga dari balai desa.Mendengar dan melihat perilaku kepala desa terhadap warga, warga merasa sangat kecewa. Mereka tidak menyangka kepala desa yang ia pilih malah ikut terlibat dalam perusahaan furniture tersebut. Dengan hati yang pedih warga meninggalkan balai desa menuju rumah masing-masing. Di sepanjang jalan mereka termenung mengingat kenangan yang ada di dalam hutan itu. Dimana warga memperoleh makanan, obat-obatan tradisional dari hutan itu. Namun yang lebih kecewa adalan pemuda itu. Ia sangat merasa kehilangan hutan yang selama ini ia jaga dan rawat sepenuh hati.
Hutan menjadi gundul,tak ada lagi kehidupan, makanan sulit dicari, dan obat-obatan yang selama ini mereka butuhkan juga tidak ada. Penebang kayu merajalela, para pemuda menjadi aktor dari kegiatan penebangan liar tersebut. Cukup lama berjalan akhirnya mereka tiba di desa yang amat ia cintai. Mereka mencari solusi dari akar permasalahan ini. Di tengah-tengah musyawarah pemuda itu mengusulkan untuk melakukan reboisasi. Warga pun setuju atas usulan pemuda tersebut.
Mulai dari hari itu warga terus melakukan reboisasi. Hari telah berganti hari, pepohonan mulai terkikis habis tak tersisa,dan pohon yang ditanam warga mulai berkembang. Para pencbang kayu itu melihat, namun hatinya sama sekali tak tergugah, justru mentertawakannya. Pemuda itu di buat kesal atas perilaku kelompok penebang kayu tersebut.
Kejadian itu malah semakin bertambah parah. Mereka menggunakan peralatan yang lebih canggih dari yang sebelumnya. Beberapa bulan kemudian pohon yang telah ditebangi sudah habis tak tersisa. Para penebang mulai kehilangan mata pencahariannya. Para penebang kayu mencari akal untuk mendapatkan keuntungan yang ia dapat selama ini.
Suatu hari mereka melihat pohon yang ditanam warga mulai berkembang dan sudah bisa ditebang serta kayu yang ditanam warga berkualitas baik. Mereka mengadukan kepada kepala desa. Akhirnya terjadilah musyawarah antara pemilik perusahaan, kepala desa, dan kelompok penebang kayu tersebut. Mereka mulai merencanakan untuk berbuat curang.
Di pagi hari yang indah, embun mulai membasahi tanah,udara yang sejuk,rerumputan mulai menari dengan indahnya, burung menyanyikan suara merdunya.dub…indahnya panorama alam.
Warga tersenyum senang dengan kehidupan yang pantas ia dapat dan banggakan. Anak-anak mereka bermain dengan gembira tanpa beban tak tertahan. Para ibu sayuran yang ia tanam di kebun. Pemuda itu sangat senang. Setiap hari pemuda itu rajin merawat serta menjaga pohon-pohon yang ia tanam. Pemuda itu juga yang mengajarkan bapak-bapak di sekitar rumahnya untuk membuat kerajinan dari alam.
Setiap hari pohon yang warga ia tanam bertambah, tanah yang subur, penyinaran yang cukup. Di sana mereka tidak merasa kekurangan. Burung-burung berhinggapan di atas ranting. Pemuda itu menyarankan warga untuk lebih berhati-hati kepada kepala desa.
Hari berganti hari, menjadi bulan. Pepohonan mereka mulai banyak. Hingga ladang yang warga miliki penuh berbagai tanaman yang ia tanan dari beberapa bulan yang lalu. Kerajinan yang warga buat bertambah banyak penuh ragam, dan pesanan kiat bertambah. Tidak hanya warga setempat namun juga desa tetangga. Warga terlihat senang. Mereka membuatnya dengan gotong royong. pemuda itu pun tak luput dalam pembuatan kerajinan tersebut.
Suatu hari pemilik perusahaan menemui warga dan pemuda itu. Untuk menawarkan kerja sama dengan imbalan yang cukup menguntungkan. Namun pemuda itu menolak mentah-mentah, karena pemuda curiga terhadap pemilik, karena takut pemilik akan melakukan kecurangan. Namun kecurigaan pemuda itu tak beralasan. Pemuda itu hanya
berkata dalam hati. Pemilik perusahaan tidak putus asa tetap saja membujuk warga, namun pemuda itu melarang warga dan warga tak menghiraukannya. Esoknya kepala desa datang dan membujuk warga, namun tetap saja tak dihiraukannya. Mereka merasa kesal dan malu atas perbuatan warga dan pemuda tersebut.
Pada suatu hari, tanpa diduga para pecinta alam dan gerakan PLH datang ke desa tersebut, untuk sekedar melihat perkembangan pohon yang ditanam. Dan mereka juga membantu warga dan ikut memotivasi supaya lebih berkembang lagi. Akhirnya pemilik perusahaan dan kepala desa bertambah kesal terhadap warga karena mengetahui hal tersebut. Ketika para pecinta alam dan gerakan PLH pulang..pemilik perusahaan, kepla desa serta kelompok penebang luyu melakukan siasat.
Keesokan harinya kelompok penebang kayu datang ke desa serta membawa sejumlah mesin pemotong kayu. Akhirnya terjadilah penebangan kayu, warga sempat melawan namun tidak berhasil. Akhirnya pemuda itu menghubungi para PLH untuk membantu. Namun para PLH tidak bisa datang karena terlalu mendadak. Pemuda itu pun nekat berjuang menghentikan kegiatan tersebut. Dengan sekuat tenaga pemuda itu pun berhasil menggagalkan aksi penebangan tersebut. Akhirnya salah satu warga menelvon polisi, dan pemilik perusahaan, kepala desa,serta, kelompok penebang kayu ditangkap polisi karena telah melakukan penebangan liar. Setelah itu warga sepakat untuk menggantikan pemuda itu menjadi kepala desa di desa mereka. Dan reboisasi tetap dilakukan warga setiap minggu. Dan kehidupan di desa semakin tenang, tentram, subur, dan makmur
PROFIL PENULIS
Namaku devi wulandari, lahir pada tanggal 9 juli 2001,tinggal di desa bendotretek kec. Prambon. Aku anak terakhir dari 2 bersaudara. Hobiku adalah menulis puisi serta mempelajari novel. Motivasi aku mengikuti acara ini adalah untuk mengembangkat bakatku menjadi penulis novel, baik terkenal maupun tidak. Dikatakan bagus atau tidak. Itu adalah pilihan mereka. Namaku shelyn smart I.s, lahir pada tanggal28 oktober 2000.tinggal di ngoro. Aku anak tunggal. Hobi sesuai mood. Motivasi mengikuti acara ini adalah karena paksaan teman yang bernama devi wulandari. Namaku fakhrida nur ain dipanggil lin, lahir pada tanggal 14 juli 2001, tinggal di wunut-sampang agung. Aku anak terakhir dari 2 bersaudara. Hobiku membaca novel, menggambar animasi. Motivasi mengikuti acara ini adalah karena paksaan teman yang bernama devi wulandari, tapi alhamdulillah saya ikhlas lahir batin dengan sepenuh hati…