Two Goblins

Pada zaman dahulu, ada sebuah negeri fantasi yang indah bernama Moors, di negeri tersebut dihuni oleh hewan-hewan dan makhluk-makhluk aneh bernama Goblin seperti dua Goblin yang menjadi pelindung negeri tersebut yang bernama Moon dan Max Negeri tersebut terbagi menjadi dua daerah, sebelah timur menjadi daerah kekuasaan Max dan di sebelah barat menjadi daerah kekuasaan Moon Akan tetapi dua daerah tersebut mempunyai sisi perbedaan yang sangat mencolok. Daereh sebelah timur yang menjadi daerah kekuasaan Max adalah tempat yang sangat kumuh. Sampah berserakan dimana-mana, penduduk daerah tersebut membuang sampah di sungai hingga tercemar dan bau busuk tercium dimana-mana Bagaimana tidak, Max adalah makhluk yang jorok, sehingga para goblin yang tinggal di daerah tersebut juga mengikuti perilaku Max. Tapi para penghuni daerah timur tak pernah merasa risih atau terusik sedikitpun, karena menurut mereka hidup seperti ini nyaman bagi mereka. 

Sedangkan berkebalikan dengan daerah barat yang menjadi tempat tinggal Moon Daerah tersebut sangat bersih, karena Moon yang notabene adalah pelindung daerah tersebut merupakan sosok yang mencintai kebersihan sehingga para penduduk yang tinggal di daerah tersebut mengikuti perilaku Moon yang mencintai kebersihan. Di daerah tersebut sama sekali tidak ada sampah yang tercecer di sembarang tempat, sungai-sungai juga mengalir dengan indah tampa ada sampah yang menyumbat. Dan di daerah tersebut udaranya sangat sejuk hingga nyaman untuk ditinggali. Walaupun begitu, kedua daerah tersebut hidup dengan aman dan damai namun sesekali terjadi perbedaan pendapat diantara mereka. 

Pada suatu hari, Moon dan Max merencanakan sebuah pertemuan dalam rangka membahas tentang negeri Moors. Pertemuan itu rutin dilakukan oleh mereka setiap bulan dan dilakukan di daerah yang bergantian. Jika bulan ini mereka bertemu di daerah timur, maka bulan depan pertemuan selanjutnya akan dilakukan di daerah barat begitupun selanjutnya. Dan bulan ini giliran daerah barat yang menjadi lokasi pertemuan mereka. Merekapun bertemu di taman yang terletak di tengah-tengah wilayah daerah barat. Seperti biasa, kedatangan Max sangat menarik perhatian para penduduk daerah barat. Max datang dengan mengenakan pakaian yang belum pernah dicuci, sehingga terlihat sangat kotor dan menimbulkan bau yang yang sangat tidak sedap. Terbukti saat beberapa penduduk nampak menutup hidung mereka dengan sebelah tangan. 

**Permisi tuan, bisakah kau tunjukkan padaku arah menuju taman?” Tiba-tiba Max menghampiri salah satu penduduk dan bertanya padanya 

“Maaf tuan, bisa kau ulangi sekali lagi perkataanmu? Pendengaranku sedang kurang baik.” Pinta orang tersebut kepada Max 

Max pun menghembuskan nafasnya “bisakah kau tunjukkan padaku arah menuju taman?” Max bertanya lagi dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. 

“Ooh, taman? Kau bisa jalan lurus dari arah sini kemudian belok ke kiri saja.” 

Max pun mengangguk mendengar jawaban tersebut Terima kasih, siapa namamu tuan?” 

“Nama saya Martin.” Ucap goblin yang bernama Martin tersebut sambil tersenyum ramah 

“Sekali lagi terima kasih tuan Martin, senang bertemu denganmu.” Max mengucapkan terima kasih kemudian Ingsung pergi menuju taman sesuai dengan petunjuk tadi. 

Dalam hati, martin heran bisa bertemu dengan goblin seperti itu. Jika saja tadi ia tidak menahan nafas, mungkin ia sudah tak tahan akan baunya. Lalu ia pun pergi meninggalkan tempat itu. 

Dalam perjalanan, Max sibuk memandangi apapun yang ia lihat. Ia berpikir, tempat ini sangat berbeda jauh dengan tempat nya, menurutnya udara disini semakin menyesakkan. Setelah beberapa menit ia berjalan, akhirnya ia sampai di tempat tujuan, disana terlihat Moon sedang menyiram tanaman dan sesekali memberinya pupuk. 

“Hai kawan, lama tak jumpa.” Max menyapa Moon dengan dengan heboh 

Moon yang terlihat sedikit terkejut menoleh kearah Max dan langsung menyapanya kembali “Apa kabar kawan? Seperti biasa kau datang dengan pakaian kotormu itu.” 

“Kau tau? Ini gayaku sobat. Kau juga tukang bersih bersih,” Ucap Max dengan nada mengejek 

“baiklah tak usah berbelit-belit. Duduklah!” Max pun langsung duduk diatas kursi panjang yang terletak disampingnya. 

Tanpa membuang-buang waktu, merekapun memulai berdiskusi yang diawali oleh Moon yang mengawali pembicaraan “Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan padamu.” 

“Apa itu?” Max mengernyitkan matanya mendengar ucapan Moon 

” Aku mohon padamu. Tolong, kau ubah sikapmu yang jorok itu. Ku lihat, daerahmu itu nampak semakin kotor saja dan sungai-sungai pun sudah mulai tercemar karena ulahmu. Aku khawatir padamu 

kawan dan aku juga tak ingin dewa marah kepada kita. Aku mohon kawan.” Ujar Moon dengan wajah memohon bermaksud agar Max mau mendengarkannya. 

**Ck! Apa maksudmu? Kau menyuruhku untuk mengubah kebiasaanku? Ucap Max tidak terima 

“Bagaimanapun juga ini demi kelangsungan Moors. Apa kau tidak ingat atas apa yang diperintahkan Dewa untuk kita? Kita harus menjaga kelestarian Moors?” 

“Aku sudah menjaganya Moon, lihat! Daerah timur baik-baik saja itu karena aku menjaganya. Dan kau 

tidak usah ikut campur!” Max tak mau kalah 

“Kita sudah diberi amanat oleh dewa untuk menjaga negeri ini termasuk juga menjaga kebersihannya asal kau tau.” 

“Ck! Omong kosong. Persetan dengan ucapanmu! kalau kau terus berbicara omong kosong, lebih baik aku pergi.” Max pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata. Moon yang hendak mencegah pun tak kuasa dan membiarkan Max pergi. 

Dan setelah kejadian itu, Max menjadi dendam dan tidak mau bertemu dengan Moon lagi apapun itu urusannya. Max juga memutus hubungan antara daerah barat dan daerah timur. Moon yang menyadari atas perubahan itu merasa sangat kecewa atas perilaku Max. la tak tau harus berbuat apa lagi untuk menyadarkan Max dan ia merasa sangat bersalah terhadap dewa karena tak bisa memenuhi amanatnya. Dan ia pun putus asa lalu memutuskan untuk pasrah atas apa yang dilakukan sahabatnya itu. Max sejatinya adalah sosok yang keras kepala. Apa pun itu yang sudah menjadi kebiasaannya tak akan bisa berubah atas suruhan orang lain, Dewa pun sadar akan sifat keras Max. Sedangkan Moon adalah sosok yang bertolak belakang dengan sifat Max. Moon lebih lembut dan bijak dalam melakukan sesuatu. Alasan dewan Menjadikan Moon dan Max sebagai pelindung Moors adalah agar mereka bisa saling melengkapi dan bisa menjadikan Moors sebagai negeri yang kuat. Tapi nyatanya, Moon merasa tidak mampu dan ia merasa bersalah dengan Dewa. 

Beberapa bulan telah berlalu dan perang dingin antara Moon dan Max belum juga usai Moon beberapa kali mencoba untuk bisa masuk ke daerah timur bermaksud untuk berdamai dengan Max namun hasilnya nihil. Max tidak akan membiarkan penduduk daerah barat memasuki wilayah timur Tiba-tiba, saat Moon sedang menyapu halaman rumahnya ada seorang yang menghampirinya, ternyata itu Martin. Dan Martin memberitahunya bahwa Max sedang Sakit keras. 

“Bagaimana kau bisa tau Martin?” Moon merasa terkejut atas berita tersebut seekor burung memberitahuku Kalau max sedang sakit. Mungkin itu saja yang aku katakana, aku pergi dulu.” Martin meninggalkan Moon seorang diri dihalaman rumahnya. 

Setelah mendengar berita itu, Moon langsung bergegas pergi ke daerah timur untuk menjenguk Max. setelah dua jam perjalanan, akhirnya ia sampai di rumah Max. Moon merasa terkejut melihat kondisi rumah Max yang luar biasa kotor, ia pun langsung masuk kedalam rumah Max. Saat melihat kondisi Max, ia merasa iba melihatnya Max terbaring lemah diatas ranjang, kulitnya seperti melepuh dan ia merasa sangat gatal seehingga Max terus menggaruknya. Moon berpikir hal ini pasti disebabkan karena kotornya wilayah timur sehingga timbullah wabah penyakit. 

Tiba-tiba muncul cahaya yang menyilaukan mata dan sosok tinggi berjubah putih sambil memegang tongkat muncul dihadapan mereka. Sang Dewa telah hadir. Moon langsung menunduk dihadapan sang Dewa untuk menunjukkan hormatnya sedangkan Max hanya bisa terbaring lemah diatas ranjangnya. 

** Max, inikah yang kau lakukan untuk menjalankan amanatku? Lihat kau merusak segalanya. Dan sepertinya aku salah memilihmu.” Ucap Dewa murka 

**Maafkan hamba Dewa. Hamba memang salah dan hamba pantas dihukum.” Ucap max sambil menangis menyadari kesalahannya 

**Walau berat untuk dimaafkan, aku akan tetap memaafkanmu dan aku akan menyembuhkan penyakitmu tetapi kau harus membuat wilayah ini menjadi bersih!” Seketika penyakit yang ada di 

tubuh Max langsung sembuh dan sang Dewa pun telah pergi. 

Akhirnya setelah peristiwa itu. Max menjadi sadar akan pentingnya menjaga kebersihan Dan ia pun memerintahkan seluruh penduduk daerah barat untuk bersih-bersih dan Moon juga ikut membantu dengan memerintahkan seluruh penduduk daerah barat untuk membantu bersih-bersih. Moon sangat senang atas perubahan sikap sahabatnya itu. Dan merekapun kembali hidup rukun di negeri moors. 

Tentang Penulis

Annisa Febrianti, lahir di Sidoarjo 16 Februari 2000. Seorang yang terobsesi akan sastra dan seni. Sebenarnya tak ada keinginan untuk menjadi penulis, tapi untuk mewujudkan khayalan-khayalan yang entah terkabul atau tidak, maka dari itu menulis adalah solusi terbaik. Imajinasi yang membludak, serta luapan fantasi yang selalu berputar di pikiran membuatnya terinspirasi untuk menulis. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *