TANGISAN PARA BUNGA

Hutan itu indah berbagai jenis makhluk hidup tinggal di dalamnya. Keluarga hewan dan keluarga tumbuhan hidup rukun dan bahagia. “Mawar aku sangat bahagia sekali”, ucap melati yang tengah bermain-main, “oh ya? Memangnya kamu baru mendapatkan apa?”, tanya mawar, “kebahagiaan, hidupku terasa sempurna sekarang ini Mawar”, jawab melati, “kalau begitu, aku juga merasakan hal yang sama seperti mu melati, aku temukan hidupku di sini, aku bisa bermain, aku bisa tertawa bebas bersama teman-teman”.

Tak kalah bahagianya dengan keluarga tumbuhan, keluarga hewan juga merasakan hal yang sama, para burung bisa bernyanyi bersenandung setiap harinya, membuat para penghuni hutan bahagia, mereka hidup rukun dan damai. Ternyata, tanpa mereka sadari sekelompok manusia dengan sengaja tengah merusak hutan mereka, para pohon mereka bakar dan mereka tebang secara sembarangan, sungai-sungai mereka penuhi dengan sampah, dan msih banyak lagi perbuatan perbuatan para manusia yang merusak hutan mereka 

Pagi itu matahari bersinar dengan cerahnya menyapa semua penduduk hutan, para ayam mulai melaksanakan tugasnya, mereka berkokok membangunkan para warga hutan lainnya. Kokkkkkkk kokookkkkkk….pettttoookkkkk…. suara ayam terdengar nyaring dan berhasil membuat Anggrek bangun dari tidur dan membuka matanya, dia mengintip keluar dari jendela kamarnya dan terbayang sesuatu di fikirannya “pagi ini sangat cerah sekali, jika aku mengajak teman-teman bermain mengelilingi hutan pasti akan menyenangkan sekali”, ucap Anggrek pada dirinya sendiri. Sepuluh menit kemudian, Anggrek pun bersiap-siap untuk menemui teman-temannya.

Perjalanan pertamanya dimulai dari rumah Mawar, “hai Mawarl”, sapa Anggrek ketika tiba di rumah Mawar, “hai Anggrek, ada apa? Tidak biasanya kamu main ke rumah ku? Ayo masuk ke dalam, akan ku buatkan minuman yang spesial untuk mu”, tawar Mawar kepada Anggrek, “tidak perlu repot-repot Mawar, aku hanya ingin mengajak mu dan teman-teman jalan-jalan mengelilingi hutan pagi ini, karena aku pikir cuaca hari ini sangat bersahabat sekali untuk kita menikmati indahnya hutan kita ini”, “wahhhh, ide yang bagus Anggrek, aku sangat setuju”, ucap Mawar, “baiklah kalau begitu, ayo kamu segera siap-siap dan kita berdua akan menyusul teman-teman yang lain”, perintah Anggrek kepada Mawar, “iya iya…. aku akan bersiap-siap sekarang juga, tunggu aku Anggrek, sepuluh menit lagi aku selesai”, ucap Mawar, “iya” jawab Anggrek.

Sembari menunggu Mawar yang tengah bersiap-siap, Anggrek mulai melamun membayangkan asyiknya berjalan-jalan mengelilingi hutan bersama teman-temannya Khayalan itu tiba-tiba saja buyar ketika Anggrek di kejutkan dengan kehadiran Mawar secara tiba-tiba, “Anggrek, aku sudah selesai, ayo kita berangkat sekarang”, ajak Mawar bersemangat “Kemanakah tujuan awal kita?” tanya Anggrek, “sebaiknya kita ajak Melati terlebih dahulu saja, dia pasti saat ini sedang ada di rumah dan lagi pula rumahnya tidak jauh dari rumah ku”, jawab Mawar, “oke deh, aku setuju dengan ide mu, ayo kita ke rumah Melati”, ajak Anggrek kepada Mawar.

Selama di perjalanan menuju rumah Melati Anggrek dan Mawar sangat menikmati perjalanan mereka, mereka sama-sama asyik dengan lamunannya masing-masing, ternyata tanpa di sadari mereka secara tidak sengaja berpapasan dengan Melati yang membawa banyak barang di jalan, “selamat pagi Mawar, Anggrek, akan pergi kemana kalian?”, sapa Melati, “ehhhhhh Melati, selamat pagi juga, tadinya sih kami mau ke rumah kamu, tapi malah sudah bertemu di jalan” jawab Mawar, “oh ya? Ada perlu apa kalian ingin ke rumahku?”, tanya Melati pada Anggrek dan Mawar, “kita berdua ingin mengajak kamu jalan-jalan mengelilingi hutan kita ini Melati, bersama teman-teman yang lain juga, kamu mau kan?”, tanya Anggrek, “kelihatannya menyenangkan sekali, sebenarnya aku juga ingin sekali ikut bersama kalian, tapi lihatlah! Saat ini aku membawa banyak barang bawaan untuk merapikan rumah, ibu ku telah menungguku, maaf ya teman teman”, ucap Melati. “oh, ya sudah kalau begitu tidak apa-apa kok, mungkin lain kali kamu bisa ikut bersama kami tawar Anggrek kepada Melati, “iya, kalau kalian akan jalan-jalan lagi jangan lupa ajak aku ya Anggrek, Mawar” pinta Melati kepada Anggrek dan Mawar.

Tak terasa hari semakin siang, matahari pun semakin tinggi, Anggrek dan Mawar berteduh di bawah pohon besar sembari berfikir akan kemana mereka setelah ini, “Anggrek, kemana lagi kita setelah ini? Aku sangat lelah” tanya Mawar, “aku tidak tau Mawar, aku juga bingung, kira-kira kita akan mengajak siapa lagi ya? Ayo kita mencoba berfikir sebentar”. Tiba-tiba saja Anggrek tersentak, ia ingat pada Matahari sahabatnya. “Aku tahu Mawar, ayo ikut aku sekarang!” ajak Anggrek kepada Mawar, “kemana?” tanya Mawar, “sudahlah, ikuti saja aku” jawab Anggrek. Mawar pun menuruti kemana Anggrek berjalan, tak lama kemudian mereka berhenti di sebuah rumah, “rumah: Anggrek?” tanya Mawar, “sudahlah, lihat saja nanti” jawab Anggrek Mawar pun semakin penasaran “selamat siangggg… adakah orang di dalam?” Anggrek mengucap salam pada pemilik rumah itu Beberapa menit tak ada jawaban, Anggrek pun mengucap salam untuk yang kedua kalinya, selamat siangg.” tak lama kemudian terdengar jawaban dari sang pemilik rumah, selamat siang juga, iya sebentar”, ceklekkkk suara pintu terbuka “Anggrek, Mawar ternyata kalian, ayo masuk!” ajak Matahari. “oohhh, ternyata kamu ngajak aku ke rumah Matahari, kamu kok tidak bilang sih?” tanya Mawar kepada Anggrek sebelum memasuki rumah matahari, “sengaja, biar kamu lebih penasaran” sahut Anggrek.

Mereka berdua pun langsung memenuhi ajakan Matahari dan masuk ke dalam rumahnya. Didalam rumahnya, Matahari pun langsung menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka berdua. “maaf ya teman-teman aku hanya bisa memberikan ini” ucap Matahari, tidak apa-apa Matahari, justru kami yang minta maaf karena sudah merepotkan kamu” sahut Mawar, “ahhh, tidak apa-apa kok. Oh iya, ngomong-ngomong ada apa kok tiba-tiba saja kalian ke rumah ku?” tanya Matahari. “begini lo matahari, aku itu punya rencana akan berjalan-jalan menyusuri hutan kita ini, aku sudah mengajak Mawar, kemudian kami berdua mengajak Melati, tapi ternyata Melati tidak bisa karena sedang membantu ibunya merapikan rumahnya, dan sekarang kami mengajak mu Matahari, kamu mau kan ikut bersama kami?” tanya Anggrek kepada Matahari. “memang kapan waktunya? tanya Matahari, “kalau bisa sih sekarang”, jawab Anggrek, “apakah kalian yakin? Sekarang sudah siang, cuaca diluar juga panas sekali” terang Matahari kepada Anggrek dan Mawar. “iya juga ya, bagaimana kalau besok pagi saja, sekalian kita ajak Melati barangkali besok dia bisa ikut bersama kita” Mawar mencobamenyampaikan idenya, “ya. Aku setuju dengan Mawar, jika semakin banyak yang ikut pasti akan semakin membuat perjalanan kita semakin menyenangkan” sahut Matahari. “iya, bagaimana dengan kamu Anggrek?” tanya Mawar. Wajah Anggrek terlihat sedikit kusut, “sebenarnya aku ingin jalan-jalan itu hari ini, tapi setelah aku pikir-pikir lagi, kalian benar juga, aku juga setuju dengan ide kalian berdua”. Akhirnya Anggrek setuju dengan usul Matahari dan Mawar. “ya sudah, kalau begitu nanti aku akan langsung menemui Melati, mudah-mudahan besok tidak ada acara dan bisa ikut bersama kita”, ucap Mawar. “iya, semoga saja, kira-kira besok kita akan kumpul dimana?” tanya Matahari, “bagaimana kalau di rumahmu saja Matahari” sahut Anggrek “baiklah aku setuju” sahut Mawar “baiklah aku setuju, aku tunggu kaliandi rumah ku jam 09.00 pagi”. “okee” sahut Anggrek dan Mawar kompak, “ya sudah kalau begitu kami pulang dulu Matahari” ucap Mawar, “hati-hati teman-teman, sampai jumpa besok” sahut Matahari. Anggrek dan Mawar pun meninggalkan rumah Matahari. Dan mereka akhirnya berpisah ketika sampai di depan rumah Mawar sampai jumpa besok Anggrek” ucap Mawar saat dia mulai memasuki rumahnya. Dan Anggrek pun berjalan sendiri hingga sampai di rumahnya. 

Keesokan harinya, Mentari pagi menyapa para bunga yang sedangsibuk mempersiapkan barang-barang yang akan mereka bawa untuk jalan-jalan pagi ini. Anggrek, Mawar, dan Melati mereka tengah dalam perjalanan menuju rumah Matahari, sedangkan Matahari tengah bersiap-siap untuk menyambut kedatangan teman-temannya, dia pun mulai menyiapkan makanan, minuman dan sejenisnya serta merapikan rumahnya. “yap, semua sudah selesai, tinggal menunggu teman-teman datang” gumam Matahari menanti kehadiran teman-temannya. Tak lama kemudian bel rumahnya pun berbunyi, tinggg tongggg, “itu pasti mereka” Matahari mencoba menebak-nebak.

“Selamat pagiMatahari”, para bunga mengucapkan salam secara kompak kepada Matahari, selamat pagi juga” jawab Matahari sembari membukakan pintu untuk mereka, silahkan masuk dulu teman-teman” ajak Matahari kepada teman-temannya. Melati, Mawar, dan Anggrek pun masukke dalam rumah Matahari, “ayo, aku sudah mempersiapkan makanan untuk sarapan kita sebelum berangkat, silahkan di makan teman-teman” ucap Matahari mempersilahkan teman-temannya untuk sarapan. Setelah selesai sarapan, mereka pun mulai mempersiap kan segala sesuatu untuk kebutuhan jalan-jalan mereka. “Bagaimana teman-teman? Apakah sudah beres semua?” tanya Anggrek pada teman-temannya. “sudahhh” jawab Mawar, Melati dan Matahari kompak, “kalau begitu ayo kita mulai perjalanan kita” ajak Anggrek kepada teman-temannya. 

Seperti itulah mereka berempat,para bunga yang senang akan keindahan, kebahagiaan mereka dapatkan di hutan mereka. Tapi kebahagiaan yang mereka rasakan tak bertahan lama,perjalanan mereka terhenti ketika mereka melihat sebuah sungai yang di penuhi dengan sampah, “ada apa ini? Kenapa jadi banyak sampah begini sungainya?” tanya Matahari penuh keheranan, “iya, siapa yang membuat sungai ini jadi kotor seperti ini?” Secara tidak sengaja di saat mereka bertanya-tanya tentang penyebab sungai menjadi kotor, Matahari melihat ternyata di dekat mereka ada seorang manusia yang dengan sengaja membuang sampah di sungai tersebut. “teman-teman sepertinya aku tahu apa yang menyebabkan sungai menjadi kotor terang Matahari kepada teman-temannya “oh ya? Apa penyebabnya Matahari?” tanya Melati terlihat sangat penasaran. “Lihatlahhh!” Matahari menunjukkan kepada teman-temannya tentang apa yang di lihatnya “kurang ajar sekali manusia itu” Mawar terlihat sangat emosi sekali, **teman-teman, apa kalian memikirkan apa yang aku fikirkan?” tanya Melati kepada teman-temannya “hutan kita sudah rusak, para manusia itu yang sudah merusaknya” ucap Matahari, “ayo kita lihat keadaan hutan kita di tempat yang lain teman” ajak Mawar kepada teman-temannya. 

Perjalanan mereka pun dilanjutkan menuju tempat yang lainnya, alhasil pemandangan yang mereka dapatkan semua sama, bahkan yang teparah ketika mereka berpapasan dengan se ekor burung tengah bingung mencari pohon untuk menaruh telur-telurnya. “wahai burung, apa yang menyebabkan kamu terlihat bingung seperti ini?” tanya Matahari pada burung itu, “aku tengah mencari pohon untuk menaruh telur-telur ku, tapi tidak ku temukan pohon lagi sedari tadi” jelas burung pada Mawar, Melati, Matahari dan Anggrek. “apakah gerangan yang membuat pohon sulit di jumpai di hutan kita ini?” tanya Melati pada sang burung, semua ini karena kesalahan manusia, mereka banyak yang menebang pohon secara sembarangan, tak hanya itu, ada juga di antara mereka yang membakarnya” burung berusaha menjelaskan kepada para bunga. “Keterlaluan sekali para manusia itu, sungai mereka kotori dengan sampah, pohon-pohon mereka tebang dan bakar secara sembarangan” Anggrek terlihat sangat emosi 

melihat hutannya telah di rusak oleh manusia yang tidak bertanggung jawab, “sudahlah teman-teman tidak ada gunanya kita seperti ini sekarang yang terpenting kita memikirkan bagaimana caranya mengembalikan hutan kita agar kembali seperti dulu lagi” ucap Melati berusaha menenangkan teman temannya yang terlihat sangat emosi, “aku ingin melihat tempat bermain ku di saat aku masih kecil dulu, apakah kira-kira keadaannya seperti ini juga?” ajak Mawar kepada teman-temannya, “baiklah aku setuju, ayo kita kesana sekarang”, ajak Matahari 

Mereka berempat pun langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat bermain mereka di saat kecil dulu, tak lama kemudian, apa yang mereka lihat tak berbeda dengan yang mereka lihat di tempat tempat sebelumya, tempat bermain mereka kini telah berubah, tanah-tanahnya menjadi gersang, takada pepohonan yang dulu membuat tempat itu sangat rindang, sampah bertebaran dimana-mana. Spontan setelah melihat keadaan tempat bermain mereka, air mata para bunga pun menetes. “Kenapa jadi begini? Dimana tempat bermain kita?” tanya Anggrek penuh keheranan, kemana perginyapara pohon yang membuat sejuk hutan ini? Kenapa menjadi gersang seperti ini? Kenapa banyak sampah-sampah disini?” pertanyaan-pertanyaan muncul di benak para bunga, “apa yang harus kita lakukan teman?” tanya Anggrek pada teman-temannya, “memperbaikinya, membuat taman kita ini kembali seperti dulu” jawab Melati penuh semangat, bagaimana caranya Melati?” tanya Matahari, “kita besok akan berkumpul pagi-pagi di sini dengan membawa alat-alat kebun yang kita punya serta kita tanam kembali pohon-pohon agar kembali sejuk, dan kita bersihkan sampah-sampah yang ada di sekitar sini” terang Melati kepada para bunga lainnya, ide itu pun di terima oleh mereka. Akhirnya mereka pun sepakat untuk kembali ke taman mereka pada esok pagi Tak lama kemudian mereka pun berlalu dari taman itu untuk pulang menuju rumah mereka masing-masing. Perjalanan yang sebelumnya mereka bayangkan akan sangat menyenangkan justru malah tidak sama sekali, mereka terlihat sangat sedih ketika melihat hutan mereka menjadi seperti itu. 

Waktu pun berlalu, fajar pagi telah menampakkan dirinya dan suara ayam pun mulai terdengar bersautan dan membuat para bunga terbangun dari tidur mereka. “Sudah pagi, aku harus segera mempersiapkan alat-alat yang akan ku bawa untuk membersihkan taman” gumam Melati ketika bangun dari tidurnya, pekerjaan yang sama juga dilakukan Mawar, Matahari dan Anggrek. Setelah selesai mempersiapkan segalanya, mereka pun langsung segera menuju taman bermainnya. 

Tak lama kemudian mereka telah sampai di taman bermain, Melati langsung membagi tugas pekerjaan untuk teman-temannya “Matahari dan anggrek kalian akan menanam pohon-pohon ini, aturlah serapi mungkin dan kamu Mawar kita berdua akan memunguti sampah yang berceceran ini dan 

kemudian membakarnya” jelas Melati, para bunga terlihat sangat brsemangat sekali demi melihat hutan mereka kembali seperti dulu. Pekerjaaan mereka terlihat sangat menyenangkan, apalagi pekerjaan itu mereka lakukan dengan sedikit candaan kecil. Tanpa terasa pekerjaan mereka pun selesai juga, saat itu 

sinar matahari bersinar sangat cerah sekali. “Teman-teman akhirnya selesai juga, lihatlah hasil pekerjaan kita” ucap Melati pada teman-temannya. “Wahh, akhirnya taman kita kembali indah” Anggrek terlihat sangat senang sekali, “tapi tunggu dulu teman, pekerjaan kita tidak hanya berakhir sampai di sini, kita harus memberi minum para pohon setiap hari agarmereka dapat tumbuh besar dan menyejukkan taman kita” jelas Mawar, “bagaimana kalau kita bagi tugas saja, hari ini Mawar dan Melati yang memberi minum pohon dan mengontrol lainnya, dan keesokan harinya saatnya Aku dan Matahari” usul Anggrek kepada temn-temnnya, “okee setuju” jawab mereka kompak.

Akhirnya setiap harinya pun mereka secara bergantian merawat taman mereka hingga taman mereka kembali indah bahkan lebih indah dari yang sebelumnya. Suatu hari, mereka janjian untuk bermain bersama di tamanbaru mereka. “Hai teman-teman, selamat pagi” sapa Melati yang baru saja datang, “hai Melati” sahut teman-temannya. “Melati lihatlah! Berkat idemu taman kita kembali indah seperti dulu bahkan lebih indah” ucap Anggrek pada Melati,”kamu berlebihan Anggrek, ini semua karena usaha kita semua”, sahut Melati, “kamu benar Melati, ini semua karena kerja keras kita teman, maka dari itu, setelah ini mari kita rawat taman kita lebih baik lagi dan tidak ada yang merusaknya ucap Mawar.

Para bunga pun sangat bahagia sekali, setiap hari mereka habiskan waktu mereka di taman Mereka bermain, bercanda, tertawa bersama. Tak ada lagi kesedihan dan tetesan air mata mereka, semua berganti dengan kebahagiaan Pekerjaan mereka pun tak hanya berhenti sampai di situ saja, mereka terus menelusuri hutan mencari kerusakan-kerusakan yang lain yang ada di hutan mereka dan memperbaikinya. Berkat mereka berempat juga hutan yang tadinya kotor dan gersang kembali hijau di penuhi para pohon yang membuat hutan semakin sejuk. Para bunga itu pun di nobatkan oleh penduduk hutan sebagai PAHLAWAN PENYELAMAT HUTAN, dan para penduduk hutan pun dapat hidup dengan aman dan bahagia. 

SELESAI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *